Jumat, 09 Januari 2009

Catur

“Ayah,”
“Ng?”
“Apa yang sedang Ayah baca?”
“Lihat, Timur Tengah makin kacau saja,”
“Gaza?”
“Ya,”
“Apa yang sebenarnya terjadi?”
“Entahlah, ayahmu ini bukan seorang ahli, ayah cuma pensiunan, tak tahu banyak hal macam ini,”
“Ayah,”
“Ng?”
“Kenapa dunia seakan diam?”
“Mungkin karena pemimpin-pemimpin dunia itu pengecut,”
“Pengecut?”
“Ya,”
“Kenapa?”
“Kebanyakan mereka tak mau dimusuhi oleh sebuah negara yang dengan angkuh menyebut diri mereka ‘sang adidaya’,”
“Benarkah?”
“Mungkin,”
“Tapi Ayah,”
“Ada apa?”
“Kudengar walau demikian, banyak yang diam-diam kesana membantu,”
“Seberapa banyak?”
“Banyak,”
“Syukurlah kalau begitu, berarti manusia masih punya hati,”
“Bagaimana dengan Ayah?”
“Entahlah,”
“Ayah,”
“Ya?”
“Terakhir aku dengar, yang tewas tujuhratusan, yang duaratusan anak-anak,”
“Benar,”
“Berarti saudara sebayaku di sana sudah banyak tak ada, banyak,”
“Benar,”
“Lalu, yang lain, tak bisa keluar dari sana, terkurung penjagaan yang ketat,”
“Benar,”
“Mereka seperti dikurung untuk dimusnahkan,”
“Ya,”
“Mereka dikurung tanpa makanan, obat-obatan, bahkan mengais air dari saluran irigasi yang bocor,”
“Ya, seperti yang diberitakan,”
“Mereka dikurung untuk menghadapi rudal, pecahan kaca, dan ledakan besar, tembakan, dan tentara jahat,”
“Ya,”
“Ayah,”
“Apa?”
“Pinjam saputangan,”
“Untuk apa?”
“Apa Ayah tidak lihat? Air mataku keluar banyak,”
“Tenanglah,”
“Ini kejahatan perang bukan?”
“Ya,”
“Kenapa harus tenang? Apa Ayah tak punya hati?”
“Entahlah, Ayah seperti buntu memikirkan itu,”
“Apa yang harus kita lakukan?”
“Ya?”
“Kenapa dunia tak beramai-ramai saja mengepung tentara-tentara jahat, bukankah ini masalah dunia juga? Tak lagi masalah suatu kaum?”
“Tak semudah itu,”
“Bukankah orang-orang di dunia itu berkali lipat banyaknya dari mereka yang menyerang?”
“Sayang sekali, dunia ini tak sepolos yang ada dalam pikiranmu,”
“Lalu bagaimana?”
“Banyak, banyak yang bisa kita lakukan,”
“Banyak?”
“Ya! Banyak!”
“Syukurlah,”
“Tapi anakku,”
“Ya Ayah?”
“Kuharap yang keluar dari mulutmu bukan hanya omong kosong belaka,” ***

Tidak ada komentar: